Jakarta – Peringatan Nuzulul Qur’an tingkat nasional, diadakan oleh Kementerian Agama atau Kemenag. Pada tahun 2024 ini, acara tersebut diadakan di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, dengan tema ‘Menggapai Hidayah bersama Al-Qur’an’.
Memberikan sambutan dalam acara tersebut adalah Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki. Mewakili Menteri Agama, Wamenag mengajak umat Muslim di Tanah Air untuk dapat mengeksplorasi hikmah dalam Al-Quran sebagai panduan dalam kehidupan.
Menurutnya, peringatan Nuzulul Qur’an ini adalah momen penting bagi umat Muslim untuk merenungkan nilai-nilai yang terdapat dalam kitab suci tersebut.
“Al-Quran begitu dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Spirit Al-Quran telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah,” kata Wamenag Saiful Rahmat Dasuki, dalam peringatan yang diadakan Rabu malam, dikutip Kamis 28 Maret 2024.
Ia menjelaskan, penting bagi umat manusia untuk menyeimbangkan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama. Juga tetap mengedepankan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat tanpa melihat adanya perbedaan suku, agama, dan ras.
“Al-Quran mengajarkan nilai-nilai persatuan, kerukunan antarumat beragama, dan inklusivitas, yang dapat diinternalisasi dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Jelasnya, Al-Quran tidak hanya sumber spiritual. Tetapi lebih luas lagi sebagai landasan moral, etika, dan hukum.
Pedoman Al-Quran ini menurutnya harus membimbing bangsa Indonesia dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebab dalam kitab suci tersebut terkandung banyak nilai keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan toleransi. Sehingga bisa menjadi landasan dalam membangun negara yang damai dan harmonis.
“Jadikan Al-Quran sebagai panduan utama dalam setiap langkah pembangunan dan pengelolaan negara kita,” pintanya.
Pesan Katib Aam PBNU
Dalam peringatan tersebut, Katib Aam PBNU, KH.Ahmad Said Asrori, menjelaskan tentang sejarah Nuzulul Qur’an. Memahami sejarah ini, menurutnya pantas untuk direnungkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kiyai Ahmad Said mengungkapkan pentingnya memahami Al-Quran. Dimana kitab suci tersebut diturunkan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu golongan saja.
Mengutip ayat-ayat Al-Quran dan hadis, KH. Ahmad Said Asrori juga menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga perdamaian, kasih sayang, dan keadilan di tengah tantangan zaman yang terus berubah.
“Guru sepuh kita, KH. Ahmad Mustofa Bisri dulu pernah berkata bahwa sebagai agama mayoritas di Indonesia, umat Islam paling bertanggungjawab terhadap maju-mundurnya bangsa ini,” jelasnya.
Dalam Al-Quran, lanjutnya menjelaskan, juga tercantum panduan saat menghadapi banyak tantangan hidup baik dalam kapasitas pribadi hingga dalam pergaulan sosial dan global.
Ia mendorong para pemimpin dan diplomat yang hadir untuk membawa pulang pesan perdamaian, kebijaksanaan, dan kasih sayang dari Al-Quran, serta menggunakan ajaran-ajaran tersebut untuk membangun jembatan dan menanam benih perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
“Saya mengajak para pemimpin, diplomat, dan semua hadirin untuk membawa pulang pesan perdamaian dan kasih sayang. Mari kita implementasikan nilai-nilai Al-Quran untuk membangun jembatan, bukan tembok, dan menanam benih perdamaian, bukan konflik,” tegasnya.
Peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Nasional dihadiri oleh sejumlah pimpinan Kementerian/Lembaga, Imam Besar Masjid Istiqlal, para duta besar negara sahabat, perwakilan ormas keagamaan, serta tamu undangan lainnya.
Halaman Selanjutnya
Pedoman Al-Qurna ini menurutnya harus membimbing bangsa Indonesia dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebab dalam kitab suci tersebut terkandung banyak nilai keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan toleransi. Sehingga bisa menjadi landasan dalam membangun negara yang damai dan harmonis.