Keputusan Kerajaan Arab Saudi untuk tidak menerbitkan visa haji furoda tahun ini telah menimbulkan kekisruhan di Indonesia, terutama di kalangan travel yang menjadi penyelenggara perjalanan haji. Meskipun pemerintah Indonesia memastikan bahwa visa furoda adalah kewenangan pemerintah Arab Saudi, para pengusaha travel merasa gerah karena telah mengeluarkan banyak biaya untuk persiapan calon jemaah.
Hasil konfirmasi dari berbagai pihak menunjukkan bahwa visa furoda kemungkinan besar tidak akan dibuka tahun ini mengingat waktu menjelang puncak haji. AMPHURI, yang merupakan asosiasi pengusaha travel haji, mengungkapkan bahwa Arab Saudi sedang melakukan transformasi dalam sistem penyelenggaraan haji untuk menciptakan kegiatan yang lebih tertib, aman, dan nyaman.
Dalam konteks ini, jumlah jemaah haji tahun ini secara keseluruhan diprediksi tidak sebanyak tahun sebelumnya. Hal ini juga berkaitan dengan pengetatan aturan untuk haji nonprosedural, di mana Arab Saudi ingin menghindari kejadian tragis seperti tahun sebelumnya. Meski pemerintah Indonesia belum menerima informasi resmi terkait pembukaan visa haji furoda, pemerintah aktif berkomunikasi dengan Arab Saudi untuk mencari solusi terbaik.
Haji furoda, sebagai jalur undangan dari Arab Saudi, memiliki perbedaan signifikan dengan haji reguler dan haji plus. Biaya yang lebih tinggi dan kemungkinan terbatasnya akses menjadi tantangan bagi calon jemaah. Para pengusaha travel di Indonesia merasa bahwa keputusan Arab Saudi untuk tidak menerbitkan visa furoda tahun ini merugikan mereka, dengan sejumlah persiapan dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk menyambut calon jemaah haji furoda.