Presiden Prabowo Subianto diimbau untuk mewaspadai rencana Budi Arie Setiadi yang ingin bergabung dengan Partai Gerindra. Sebagai mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie dianggap dapat menjadi perpanjangan tangan mantan presiden Joko Widodo di internal partai. Pandangan ini dikemukakan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam. Menurutnya, kehadiran Budi Arie sebenarnya dapat merugikan Gerindra karena namanya masih terkait dengan kontroversi judi online.
Saiful mempertimbangkan bahwa sejarah kontroversial Budi Arie merupakan alasan yang kuat bagi Gerindra untuk menolak kehadirannya, terutama karena Budi Arie sebelumnya telah diberhentikan dari kabinet Prabowo. Lebih lanjut, ia menganggap penerimaan Budi Arie dapat menciptakan kesan bahwa Gerindra hanya mengincar dukungan politik tanpa memperhatikan etika politik. Selain terkesan pragmatis, kedekatan Budi Arie dengan Jokowi juga dapat menimbulkan persepsi bahwa ia berperan sebagai mata-mata di dalam Gerindra, yang pada akhirnya dapat melemahkan citra partai tersebut.
