Dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, Wakil Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) dan wartawan senior Erwin Syahputra Siregar memberikan kesaksian terkait video lima anggota DPR RI yang sedang berjoget usai Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD pada 15 Agustus. Erwin menegaskan bahwa aksi joget tersebut terjadi setelah sidang resmi selesai dan tidak terkait dengan agenda formal parlemen. Menurutnya, joget tersebut merupakan ekspresi biasa setelah acara selesai dan tidak melanggar etika, sehingga tidak ada alasan untuk memecat mereka.
Erwin juga menepis narasi yang mengaitkan aksi joget dengan isu kenaikan gaji anggota DPR RI. Dia memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya saat sidang tahunan tidak menyebutkan soal kenaikan gaji legislatif. Menurutnya, informasi yang menyebutkan joget sebagai bentuk kegembiraan atas kenaikan gaji adalah hoaks yang menyesatkan publik. Erwin mengimbau masyarakat dan media untuk tetap kritis namun adil dalam menilai perilaku pejabat publik serta untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Sidang MKD DPR RI ini dianggap sebagai momentum penting untuk menegaskan garis antara ekspresi pribadi dan tanggung jawab etik pejabat publik, serta pentingnya verifikasi informasi di era digital. Tanpa memprovokasi, Erwin Syahputra Siregar menutup pernyataannya dengan mengingatkan pentingnya menjaga etika jurnalistik dalam menyajikan konteks secara lengkap.
