Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap arah demokrasi di Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Sudirman, ada tanda-tanda kemunduran yang serius, bahkan menyerupai kondisi darurat demokrasi.
Dalam percakapan di kanal YouTube Hersubeno Point, Sudirman menyebut era Jokowi sebagai periode kritis yang menunjukkan penurunan dalam kehidupan politik Indonesia. Ia juga menyoroti fenomena “partai coklat” atau partai politik yang cenderung mendukung kekuasaan demi keuntungan pribadi yang baru muncul selama periode ini.
Sudirman juga menaruh perhatian pada penggunaan yang masif dari program bantuan sosial (bansos) yang menurutnya dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis, membentuk sistem yang semakin menjauh dari etika pemerintahan bersih. Selain itu, ia menyebut praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) mencapai puncaknya selama masa pemerintahan Jokowi, melibatkan anggota keluarga inti hingga kerabat dekat dalam posisi strategis negara.
Sudirman menekankan bahwa pandangannya bukan berasal dari kebencian terhadap individu tertentu, melainkan dari kepedulian terhadap arah bangsa. Menurutnya, masyarakat perlu berani bersuara dan mendorong perubahan sebelum kerusakan ini menjadi permanen. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat membahayakan masa depan bangsa.
