Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengungkapkan bahwa Kemendiktisaintek telah menemukan modus kecurangan yang semakin terstruktur dalam Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Brian menyebut temuan tersebut akan menjadi evaluasi bagi Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) dalam menyelenggarakan SNBT. Ia menyatakan bahwa modus kecurangan yang semakin canggih ini menuntut panitia untuk lebih hati-hati dan meningkatkan langkah antisipasi.
Pada SNBT-UTBK 2025 sebelumnya, ditemukan berbagai praktik kecurangan, termasuk penggunaan alat bantu seperti kamera tersembunyi, perangkat lunak rekaman layar, dan bahkan rekayasa kecerdasan buatan (AI). Penggunaan AI menjadi modus kecurangan terbaru, dimana peserta mencoba untuk memanipulasi kartu peserta ujian. Namun, upaya ini tidak efektif karena setiap kartu SNBT 2025 memiliki kode unik yang sulit dipalsukan.
Brian menegaskan bahwa segala bentuk kecurangan dalam SNBT akan diantisipasi dan ditindak tegas oleh panitia. Ia tidak ingin semangat para siswa yang mengikuti ujian dengan jujur terganggu oleh peserta yang curang. Brian juga mendorong para siswa untuk melaporkan kecurangan yang terjadi dan berharap agar proses seleksi menjadi lebih transparan dan adil. Dengan demikian, Kemendiktisaintek berkomitmen untuk memastikan bahwa kecurangan dalam SNBT tidak akan dibiarkan terjadi dan akan diatasi dengan tegas.
