Petugas Medis Palestina Mengalami Kekerasan dan Penyiksaan dari Tentara Israel

by -106 Views

Gaza – Staf medis Palestina di Gaza melaporkan kepada BBC tentang pengalaman menyakitkan saat mereka ditutup matanya, ditahan, ditelanjangi, dan dipukuli berulang kali oleh tentara Israel, setelah penggerebekan di rumah sakit Palestina pada Februari lalu.

Pada 15 Februari, Pasukan Pertahanan Israel melakukan penggerebekan di rumah sakit Nasser di kota selatan Khan Younis, salah satu dari sedikit rumah sakit di Jalur Gaza yang masih beroperasi pada saat itu.

BBC menerima rekaman yang diambil secara diam-diam di rumah sakit, ketika petugas medis ditahan pada 16 Februari. Gambar tersebut menunjukkan sejumlah pria tanpa pakaian dalam, berlutut dengan tangan terikat di belakang kepala di luar Unit Gawat Darurat.

Selama beberapa minggu, BBC melakukan investigasi atas insiden tersebut, mewawancarai sejumlah staf rumah sakit dan pengungsi yang tinggal di halaman rumah sakit, dan menguatkan rincian laporan tersebut.

Mereka yang dibebaskan dari tahanan, bersama dengan staf medis lainnya, menceritakan kepada BBC bahwa bangsal bersalin, yang dikenal sebagai Mubarak, digunakan kembali sebagai tempat interogasi dan pelecehan oleh IDF.

Ahmed Abu Sabha, seorang dokter rumah sakit, menggambarkan bagaimana ia dibawa ke lokasi tersebut, yang ia ibaratkan sebagai “tempat penyiksaan.”

Abu Sabha menambahkan bahwa tentara Israel membawa mereka ke sebidang tanah yang tertutup kerikil, dan memaksa mereka berlutut. Mata mereka ditutup, dan mereka berpikir mereka akan dieksekusi dan dikubur di sana. Mereka semua mulai berdoa.

Tiga petugas medis yang diwawancarai oleh BBC mengatakan bahwa mereka ditutup mata dan diangkut kembali ke Gaza setelah dibebaskan.

Menurut seorang pakar hukum humaniter, rekaman dan kesaksian staf medis yang diwawancarai oleh BBC sangat mengkhawatirkan. Lawrence Hill-Cawthorne, salah satu direktur Pusat Hukum Internasional Universitas Bristol, mengatakan bahwa perlakuan tersebut bertentangan dengan undang-undang yang melindungi rumah sakit dan staf medis dalam konflik bersenjata.