30 Warga Sumatera Barat Tewas karena Banjir dan Tanah Longsor, 6 Orang Hilang

by -187 Views


Selasa, 12 Maret 2024 – 06:18 WIB

Padang – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto, mengatakan berdasarkan akumulasi data terakhir bencana hidrometeorologi basah di Sumatera Barat, sebanyak 30 orang dinyatakan meninggal dunia. Yang masih dinyatakan hilang sebanyak 6 orang.

Baca Juga :


Tim SAR Gabungan Kerahkan 150 Personel Cari Korban Banjir Hilang di Pesisir Selatan

“Sumatera Barat akhir-akhir ini terjadi bencana hidrometeorologi basah yakni banjir dan tanah longsor. Bencana ini cukup masif karena menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Ada 27 ditambah 3 di Padang Pariaman. Jadi 30 yang meninggal,” kata Suharyanto di Padang, Senin 11 Maret 2024

Selain korban jiwa kata Suharyanto, banjir dan tanah longsor ini juga merusak banyak infrastuktur yang juga cukup banyak. Bahkan, ada beberapa ratus rumah yang kemungkinan harus dipindahkan.

Baca Juga :


Tiga Warga Padang Pariaman Tewas akibat Banjir dan Longsor

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang

Menurutnya, dari 19 Kabupaten dan kota di Sumatera Barat, 12 wilayah diantaranya terdampak bencana hidrometeorologi basah ini. Bahkan,sudah lima daerah menetapkan status darurat karena bencana cukup masif dan besar.

Baca Juga :


Korban Meninggal akibat Banjir di Pesisir Selatan Mencapai 16 Orang, 7 Masih Hilang

Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat. “Kerugian menurut Gubernur ada Rp 200 miliar lebih,” ujar Suharyanto.

Suharyanto memastikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan selalu hadir memenuhi kebutuhan dasar berupa anggaran operasional, termasuk juga kebutuhan untuk pengungsi.

“Mudah-mudahan tanggap darurat ini selesai tidak terlalu lama. Kebutuhan dasar, kebutuhan warga yang terdampak segera didistribusikan. Termasuk infrastruktur juga akan diperbaiki secara bertahap oleh Kementerian PUPR,” ungkap Suharyanto.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Kemudian bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Halaman Selanjutnya

“Mudah-mudahan tanggap darurat ini selesai tidak terlalu lama. Kebutuhan dasar, kebutuhan warga yang terdampak segera didistribusikan. Termasuk infrastruktur juga akan diperbaiki secara bertahap oleh Kementerian PUPR,” ungkap Suharyanto.

Halaman Selanjutnya