Mengungkap Akar Permasalahan Perpanjangan Jabatan Presiden Jokowi dan PDIP

by -152 Views

Jakarta – (VanusNews) Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menyebut persoalan pengkhianatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya terhadap PDIP disebabkan oleh hal sederhana.

Adian menegaskan, PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode dan menambah masa jabatan.

“Nah ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan resminya, Rabu (25/10/2023).

Hal yang sama diutarakan Adian dalam wawancara di salah satu TV Nasional, tadi malam.

Menurut Adian, PDIP menolak permintaan tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi. PDIP ingin menjaga konstitusi karena terkait dengan keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.

“Kemudian ada pihak yang marah ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita,” tegas Adian.

“Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja,” tambah Adian.

Anggota DPR RI ini mengaku tidak antipati dengan Jokowi. Yang disesalkannya adalah perubahan Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP.

Padahal, lanjut Adian, partai banteng moncong putih itu sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya mulai dari menjadi Walikota Surakarta dua periode, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI dua kali.

“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi,” tutur Adian.

“Lalu ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar,” sambung Adian.

Ketika Jokowi dan keluarganya berpaling dari PDIP, pria yang terkenal sebagai aktivis 1998 ini mengaku sama sekali tidak peduli.

Saat ini, tutur Adian, hanya memikirkan bagaimana memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung PDIP, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

“Status Gibran anak Jokowi. Soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi nggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” papar Sekjen Pena 98 ini.

Tentang agenda permintaan menambah masa jabatan dan perpanjangan masa jabatan pernah juga dibongkar pengamat politik Yunanto Wijaya. Yunanto mengaku diminta untuk mengegolkan agenda ini, tetapi ditolaknya. VN-DAN