Jakarta – (VanusNews) Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembahasan bersama Kementerian ESDM terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Mulyanto mengungkapkan, dalam beberapa kali rapat kerja Menteri ESDM atau Dirjen Ketenagalistrikan tidak melaporkan adanya rencana pembangunan PLTN dalam waktu dekat.
“Sebatas yang saya tahu sampai saat ini belum ada vendor PLTN yang benar-benar serius dan masuk dalam proses pengajuan izin pembangunan PLTN di Indonesia. Masih terlalu dini mungkin,” kata Mulyanto kepada para wartawan, Selasa (24/10/2023).
Mulyanto menyebut, PLN juga belum memasukkan introduksi PLTN dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Sekarang sepertinya masih dalam tahap rencana, penjajakan mitra apakah kepada PLN, termasuk anak perusahaannya, atau pembangkit listrik swasta (IPP) Di sisi lain Pemerintah juga harus memastikan kapan PLTN tersebut harus sudah beroperasi dan masuk dalam RUPTL PLN,” jelas Wakil Ketua F-PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini.
Mulyanto mengatakan kabar pembangunan PLTN oleh perusahaan Amerika ThorCorn tersebut masih belum jelas karena prasyarat pembangunan PLTN sendiri belum terbentuk, termasuk terbentuknya kelembagaan NEPIO (nuclear energy power implementing organization) untuk PLTN yang pertama, sebagaimana dipersyaratkan IAEA.
Selain itu, kata Mulyanto, PLTN yang akan dioperasikan tentunya adalah PLTN yang sudah mapan teruji terutama dari aspek keselamatannya, ini tidak bisa ditawar-tawar.
“Pembangunan PLTN diharapkan dapat menggantikan peran PLTU sebagai pembangkit pada beban dasar (based load), maka operasinya harus stabil dan kapasitasnya harus besar lebih dari 1000 MW per unit,” harap Anggota Baleg DPR RI ini.
Kalau menilik ini, tambah Legislator asal Dapil Banten 3 ini, maka PLTN jenis ThorCon tersebut berada di luar kriteria tersebut.
“IAEA memasukan PLTN jenis ini dalam tahap pre-conceptual design/conceptual design, padahal yang dibutuhkan adalah PLTN yang sudah teruji. Selain itu, kapasitas daya ThorCon hanya 250 MW, padahal yang kita butuhkan PLTN berdaya besar,” tandas Mulyanto.
Sebelumnya diberitakan, PT ThorCon Power Indonesia mengaku tengah bersiap untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2030 mendatang.
Chief Operating Officer ThorCon, Bob S Effendi membeberkan bahwa nantinya pada November 2024 mendatang, pihaknya akan memulai pemotongan baja pertama yang akan dilakukan di galangan kapal Korea Selatan.
Ditargetkan pada tahun 2027, unit PLTN akan sampai di Indonesia. Lokasi yang dipilih pun berada di Kepulauan Bangka Belitung.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan hingga kini pihak Thorcon sendiri sejatinya belum mengajukan izin perihal pembangunan PLTN tersebut. VN-DAN