Analis memprediksi bahwa harga bitcoin masih memiliki potensi pemulihan pada bulan November 2025, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China yang stabil. Catatan dari Tokocrypto menunjukkan bahwa harga bitcoin turun lebih dari 1,7% dalam 24 jam terakhir menjadi USD 108.200 atau sekitar Rp 1,79 miliar pada 31 Oktober 2025. Koreksi pasar kripto secara keseluruhan juga turun 2,21%, dipicu oleh faktor makroekonomi, teknikal, dan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif kripto.
Penurunan harga bitcoin terjadi setelah Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (the Fed), menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember tidak pasti. Komentar ini mengguncang pasar keuangan global dan mengakibatkan arus modal menuju aset aman seperti emas dan dolar AS.
Ketidakpastian seputar kebijakan moneter the Fed dan ketegangan politik di Amerika Serikat membuat investor menjadi ragu, meskipun sebelumnya ada prediksi sebesar 70% untuk pemangkasan suku bunga pada Desember. Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa dalam kondisi di mana dolar AS menguat dan investor mencari perlindungan di aset tradisional, Bitcoin kehilangan daya tariknya pada jangka pendek.
