Jelang masuknya bulan Juni 2025, Bitcoin (BTC) tengah menghadapi periode kritis setelah mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa, mencapai kisaran USR 112.000 atau sekitar Rp 1,82 miliar. Meskipun mengalami kenaikan yang signifikan, harga Bitcoin belakangan ini mengalami tekanan dengan koreksi sekitar 2 persen dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di kisaran USD 107-108 ribu, atau sekitar Rp 1,74-1,75 miliar.
Sentimen politik, dinamika ekonomi makro, analisis teknikal, dan data derivatif semua berkontribusi terhadap volatilitas pasar yang diantisipasi dalam beberapa minggu mendatang. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa tekanan pada harga Bitcoin saat ini dipicu oleh kombinasi aksi ambil untung, peningkatan distribusi dari penambang, resistensi teknis yang kuat, dan kehati-hatian makro.
Namun, tidak seperti tekanan tersebut, permintaan dari institusi dan data derivatif tetap menjadi pendorong optimisme di pasar. Meskipun terjadi koreksi setelah mencapai ATH baru-baru ini, permintaan dari institusi masih terlihat kuat, terutama dengan banyak institusi yang terus melakukan pembelian Bitcoin. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun ada tekanan jual, permintaan institusional masih mampu menjaga stabilitas pasar.
