Mabes TNI menegaskan bahwa 18 orang yang menjadi korban dalam kontak tembak di Intan Jaya, Papua Tengah beberapa waktu lalu adalah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Informasi ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap informasi yang menyebutkan bahwa korban tersebut adalah warga sipil. Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi, seluruh korban merupakan anggota OPM dan hal ini telah dikonfirmasi kepada masyarakat setempat.
Kristomei juga mengungkapkan bahwa informasi mengenai keberadaan dan kedatangan OPM ke lokasi kontak tembak diperoleh dari masyarakat. Dia menegaskan bahwa propaganda yang menyatakan korban sebagai warga sipil sering dilakukan oleh Gerombolan OPM. TNI juga menyatakan kesiapan untuk menerima kembali anggota OPM yang ingin bergabung kembali dengan NKRI.
Satgas Habema TNI sebelumnya telah melaporkan telah menembak mati total 18 anggota OPM di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah. Dansatgas Media Koops Habema Letkol Iwan Dwi menjelaskan bahwa penembakan dilakukan terhadap kelompok bersenjata di Distrik Sugapa. Namun, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) melaporkan bahwa ada tiga warga sipil yang tewas dalam kontak tembak tersebut.
Kepala Biro PGI Papua, Pendeta Ronald Rischard Tapilatu menyatakan bahwa tiga korban warga sipil tersebut tinggal di lokasi kontak tembak antara TNI dan OPM. Peristiwa ini menjadi perhatian karena laporan dari gereja setempat menyebutkan adanya tiga orang yang meninggal, meskipun belum pasti apakah korban-korban tersebut termasuk dalam daftar 18 anggota OPM yang dilaporkan tewas oleh TNI.
