Vatikan sedang bersiap-siap untuk menyelenggarakan Conclave, rapat tertutup yang bertugas memilih paus baru setelah kepemimpinan Paus Fransiskus yang berakhir pada 21 April 2025. Proses pemilihan paus ini dijadwalkan akan berlangsung setelah pemakaman Paus Fransiskus pada 26 April 2025 di Basilika Santa Maria Maggiore Roma. Namun, waktu pasti pelaksanaan Conclave masih harus ditentukan oleh para kardinal di Vatikan, apakah pemilihan akan dimulai pada 6 Mei atau memerlukan persiapan lebih lanjut.
Conclave sendiri adalah proses pemilihan paus yang dilakukan oleh para kardinal Katolik setelah kematian atau pengunduran diri paus sebelumnya. Sebagai informasi tambahan, proses pemilihan ini hanya melibatkan kardinal yang berusia di bawah 80 tahun dan dilakukan melalui pemungutan suara rahasia. Untuk dipilih sebagai paus, seorang kardinal harus memperoleh dua pertiga suara dari jumlah suara yang sah.
Terkait dengan calon paus dalam Conclave mendatang, beberapa nama kardinal seperti Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Malcolm Ranjith dari Sri Lanka, dan Kardinal Charles Bo dari Myanmar disebut-sebut sebagai calon potensial. Namun, setiap kardinal memiliki hak untuk memilih dan dipilih, sehingga kemungkinan calon paus lainnya juga bisa muncul selama proses pemilihan.
Selama berlangsungnya Conclave, para kardinal harus menjaga kerahasiaan dan mengikuti protokol serta aturan keamanan yang ketat. Tidak ada komunikasi eksternal yang diizinkan, dan proses pemilihan berlangsung dalam keadaan tertutup tanpa ada liputan media eksternal. Setelah terpilih, paus baru akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan pesan pertamanya kepada umat Katolik di seluruh dunia, menandakan dimulainya kepemimpinan paus yang baru. Dengan begitu banyaknya kardinal yang berpartisipasi dan banyaknya calon paus yang disebut-sebut, Conclave kali ini diprediksi akan menjadi salah satu yang sangat menarik dan penuh harapan bagi umat Katolik di seluruh dunia.