Diskusi mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang berjudul ‘Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik’ pada Senin (14/4) lalu mendapat kritik dari anggota Komisi III DPR RI, Abdullah. Menurutnya, tindakan anggota TNI yang mendatangi diskusi tersebut merupakan bentuk intimidasi terselubung yang dapat mengancam kebebasan berpendapat dan berpikir mahasiswa. Abdullah menekankan pentingnya TNI menghormati supremasi sipil dan kebebasan akademik yang dilindungi oleh undang-undang.
Abdullah juga mengajak semua pihak untuk tetap kritis dan solid dalam menjaga independensi kampus. Meskipun Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy menegaskan bahwa anggota TNI yang hadir hanya untuk tugas monitoring wilayah, bukan untuk mengintervensi acara diskusi kampus. Andy juga membantah adanya upaya untuk mencegah acara diskusi dan menyatakan bahwa kehadiran Babinsa hanya sebatas di depan kampus untuk menjalankan tugas monitoring wilayah.
Dengan demikian, peristiwa di UIN Walisongo Semarang menjadi sorotan dan menimbulkan polemik terkait kebebasan akademik, supremasi sipil, dan kritis mahasiswa. Penting bagi semua pihak untuk menghormati prinsip demokrasi dan menjaga independensi kampus serta kebebasan akademik yang menjadi pijakan utama dalam dunia akademis.