Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung lebih singkat dari biasanya. Meskipun demikian, beberapa wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan diperkirakan akan mengalami kemarau yang lebih panjang. Menurut Kepala BMKG Dwikorita, sekitar 26 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan.
Dwikorita juga memprediksi bahwa ada 14 persen wilayah yang akan mengalami kemarau yang lebih kering pada tahun 2025 dan 26 persen wilayah akan mengalami kemarau yang lebih basah. Sementara itu, sekitar 60 persen wilayah diprediksi akan mengalami kemarau yang bersifat normal. Adanya musim kemarau yang lebih basah di beberapa wilayah dijadikan kesempatan untuk memperluas lahan tanam dan meningkatkan produksi, dengan pengendalian potensi hama.
Namun, musim kemarau 2025 di Indonesia diprediksi tidak akan terjadi secara serempak. BMKG mencatat bahwa 115 zona musim akan mulai mengalami kemarau pada bulan April, yang akan meningkat pada bulan Mei dan Juni seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.