Muhammad Aditya Mufti Ariffin, Wali Kota Banjarbaru di Provinsi Kalimantan Selatan, memilih mengundurkan diri dari jabatannya meskipun periode kepemimpinannya belum berakhir. Keputusan ini diambil setelah Aditya ditunjuk sebagai petinggi di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pengunduran diri Aditya diumumkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Banjarbaru yang dihadiri oleh anggota dewan dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Graha DPRD Banjarbaru pada Kamis (6/3).
Aditya menjelaskan alasan pengunduran dirinya sebagai wali kota setelah memberikan sambutan dalam rapat paripurna yang membahas pandangan umum fraksi terhadap dua rancangan peraturan daerah (raperda). Dia menyampaikan, “Kami menyampaikan pengunduran diri sebagai wali kota karena sudah menerima surat penunjukan sebagai komisaris independen di BUMN. Terima kasih atas kerja sama semuanya.”
Setelah mengumumkan keputusannya, Aditya menyerahkan surat pengunduran diri kepada Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Gusti Rizky Sukma Iskandar Putra, didampingi oleh Wakil Ketua I Neny H dan Wakil Ketua II Windi Novianto. Informasi mengenai rencana Aditya untuk mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Banjarbaru sudah menjadi perbincangan semenjak dia diincar untuk menempati posisi strategis di BUMN.
Sekretaris Wilayah DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Kalimantan Selatan, Arief Rahman Hakim, mengonfirmasi kabar tersebut. Dia menyatakan bahwa Aditya memang akan menempati jabatan penting di BUMN, walaupun belum jelas di BUMN mana dia akan menjabat. Arief juga menyoroti kinerja baik Aditya selama memimpin Pemkot Banjarbaru dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp600 miliar selama empat tahun.
Selain itu, Aditya juga berhasil menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kota Banjarbaru. Dengan predikat MCP KPK 97,3, dan peningkatan Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) hingga mencapai 81,25, Banjarbaru di bawah kepemimpinan Aditya menunjukkan kemajuan yang signifikan. Keputusannya untuk mengundurkan diri sebagai wali kota menandai akhir dari era kepemimpinannya yang sukses di Kota Banjarbaru.