Peretas Korea Utara Beraksi Lagi: Ancaman Malware Kripto

by -15 Views

Industri kripto mengalami tantangan besar pada awal tahun ini dengan total kerugian mencapai USD 73,9 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun akibat 19 serangan siber sepanjang bulan Januari. Meski jumlah insiden peretasan mengalami penurunan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah serangan meningkat sembilan kali lipat dari bulan sebelumnya, menurut laporan terbaru dari Immunefi, platform keamanan dan bug bounty di ekosistem Web3.
Dibandingkan dengan Januari 2024, di mana kerugian mencapai USD 133 juta, angka kerugian tahun ini menunjukkan penurunan yang signifikan meskipun dua serangan utama telah menyebabkan kerugian yang besar. Bursa CeFi Phemex yang berbasis di Singapura mengalami kerugian terbesar senilai USD 69,1 juta, sementara platform DeFi Moby Trade juga terkena eksploitasi senilai USD 2,5 juta.
Selain dua kasus utama tersebut, beberapa platform lain juga telah menjadi korban, seperti Orange Finance, IPC, UniLend Finance, The Idols NFT, Odos, Laura AI, Pika Infinity, dan Sorra. Meskipun ada beberapa serangan yang terjadi, tidak ditemukan insiden penipuan yang signifikan pada bulan ini.