Presiden Prabowo Subianto mengungkap alasan seringnya melakukan perjalanan ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir meskipun tengah melakukan penghematan anggaran. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Surabaya, Jawa Timur. Prabowo awalnya menjelaskan bahwa penghematan dilakukan untuk membiayai program-program pro-rakyat, seperti penyediaan makanan bergizi gratis dan pembangunan sekolah di berbagai daerah.
Terkait dengan perjalanan dinas ke luar negeri, Prabowo meminta jajarannya untuk menguranginya atau bahkan tidak melakukan sama sekali dalam lima tahun ke depan, kecuali untuk tugas belajar atau tugas negara. Ia menegaskan bahwa perjalanan dinas harus memiliki tujuan yang jelas dan tidak untuk sekadar jalan-jalan menggunakan dana negara. Prabowo juga berpendapat bahwa studi banding ke negara lain sebaiknya tidak dilakukan, terutama jika tujuannya tidak relevan atau kurang efektif, seperti belajar mengentaskan kemiskinan dengan mengunjungi negara-negara kaya seperti Australia.
Dalam konteks kepemimpinannya, Prabowo mengungkap bahwa seringnya ke luar negeri karena diundang sebagai kepala negara dalam konferensi internasional yang penting untuk kepentingan bangsa. Ia juga menegaskan bahwa fokus utamanya adalah pada menjaga kepentingan bangsa dan masyarakat serta memastikan bahwa penggunaan dana negara benar-benar efisien dan efektif. Prabowo menambahkan bahwa prioritasnya adalah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang mewakili negara dan bangsa.