Oleh: Jamiluddin Ritonga (*)
Gerindra ingin mengusung Calon Gubernur (Cagub) Ridwan Kamil (RK) di Jakarta diduga memiliki motif tersembunyi. Dengan RK didorong maju di Pilgub Jakarta, harapannya kader partai tersebut, Dedi Mulyadi bisa lancar diusung di Pilgub Jawa Barat. Dedi Mulyadi praktis memiliki peluang menang di Pilgub Jabar jika RK tidak maju.
Jika RK maju di Jabar, maka peluang kemenangan Dedi Mulyadi menjadi kecil. Saat ini elektabilitas Dedi Mulyadi masih jauh di bawah RK.
Selain itu, jika RK tetap maju di Jabar, Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan terpecah. Gerindra berpotensi mengusung Dedi, sedangkan Golkar akan mendukung RK. Hal ini tentu tidak diinginkan oleh KIM, karena sejak awal koalisi ini bertujuan untuk bersama-sama memenangkan pilkada, termasuk di Jawa Barat.
Jika RK harus maju di Jakarta, peluangnya untuk menang tidak sebesar jika ia maju di Jabar. Di Jakarta, ada beberapa sosok yang memiliki peluang lebih baik, seperti Anies Baswedan, Ahok, dan Risma. Mereka bisa menjadi lawan berat bagi RK.
Namun, peluang RK untuk menang masih terbuka, asalkan pasangannya dapat membantu meningkatkan elektabilitasnya. Salah satunya adalah Kaesang Pangarep.
Meskipun pasangan RK-Kaesang tidak ideal karena elektabilitas keduanya berbeda jauh, mereka tetap memiliki potensi untuk menang karena berpeluang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi ini, ditambah dengan dukungan Joko Widodo, mampu membantu meningkatkan elektabilitas RK-Kaesang. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan digunakan segala cara untuk memenangkan RK-Kaesang.
Jadi, jika pasangan RK-Kaesang menjadi kuat, bukan hanya karena mereka disukai dan diterima oleh warga Jakarta. Namun, kekuatan pasangan ini terletak pada dukungan politik dan ekonomi yang ada di belakang mereka.
Maka dari itu, Anies sendiri tidak cukup kuat untuk melawan pasangan RK-Kaesang. Anies perlu berpasangan dengan seorang calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang juga memiliki kekuatan politik dan ekonomi yang sebanding.
Oleh karena itu, Anies perlu berpasangan dengan sosok dari partai yang memiliki pengaruh politik besar. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sepertinya memenuhi kriteria tersebut.
Di PDIP terdapat banyak kader yang berkualitas, seperti Andika Perkasa dan Risma. Salah satu dari kedua sosok ini tampaknya layak untuk mendampingi Anies dan bersaing melawan RK-Kaesang.
Namun, pertanyaannya, apakah PDIP bersedia menempatkan kader mereka sebagai wakil Anies? Hal ini tentu dapat dijawab oleh pimpinan PDIP, terutama Megawati Soekarnoputri.
*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul dan juga Dekan Fikom IISIP periode 1996-1999.