Mulyanto Menyesali Penurunan Lifting saat Harga Minyak Dunia Meningkat secara Drastis

by -92 Views

Jakarta – (VanusNews) Menyusul laporan penurunan produksi minyak nasional di tengah ancaman kenaikan harga minyak dunia akibat konflik Timur Tengah yang semakin eskalatif setelah serangan Iran ke Israel, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam mencapai target produksi minyak.

“Mengapa produksi minyak turun karena banjir? Karena listrik mati, produksi minyak turun. Juga sering terjadi penutupan tidak terencana, yang menjadi penyebab turunnya produksi minyak,” kata Mulyanto kepada wartawan, Jumat (19/4/2024).

“Ini sungguh serius untuk mencapai target produksi. Bagaimana kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor minyak, jika produksi minyak kita seperti ini,” lanjut Wakil Ketua F-PKS DPR RI bidang Industri dan Pembangunan ini.

Mulyanto mengingatkan bahwa selama lebih dari 5 tahun terakhir, produksi minyak Indonesia terus menurun.

Dia menjelaskan bahwa target produksi minyak tahun 2020 sebesar 755 ribu barel per hari. Angka ini terus turun selama lima tahun terakhir menjadi 635 ribu barel per hari pada tahun 2024.

Selain itu, realisasi produksi tahunan juga tidak mencapai seratus persen.

“Laporan produksi minyak hingga 15 April 2024 adalah sebesar 576 ribu barel per hari atau hanya 90 persen dari target 2024. Jika situasinya terus seperti ini, kita semakin tergantung pada impor,” ungkap anggota Baleg DPR RI ini.

Mulyanto juga menekankan bahwa ketika harga minyak dunia naik, APBN Indonesia pun terbebani subsidi energi.

Oleh karena itu, Legislator asal Dapil Banten 3 ini mendesak pemerintah untuk segera mereformasi lembaga SKK Migas.

“SKK Migas tidak boleh hanya menjadi ‘satuan kerja’ di bawah Kementerian ESDM dan bersifat sementara. Badan pelaksana hulu migas ini harus kuat, agar dapat berkinerja maksimal,” tegas Mulyanto.

SKK Migas mencatat bahwa produksi minyak Indonesia mencapai 576 ribu barel per hari per tanggal 15 April 2024. Proses peningkatan produksi dilakukan melalui reaktivasi sumur tengah.

Reaktivasi sumur dilakukan karena sebelumnya terjadi penutupan fasilitas produksi secara tidak terencana akibat banjir di wilayah Sumatera.

Penutupan tidak terencana juga terjadi di sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di wilayah Sumatera seperti PHR, PHE Kampar, Tiara Bumi, SRMD, serta di BP Berau, BSP, PHE OSES, dan lainnya. VN-DAN