Energi menjadi komoditas strategis dan pusat perhatian para calon presiden. Para pasangan calon mengklaim memiliki visi yang sama dalam pengembangan energi terbarukan. Salah satu fokus pengembangan energi terbarukan adalah biomassa yang memiliki potensi besar namun sering diabaikan. Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 juga mengklaim memiliki peta jalan pengembangan energi terbarukan.
Bobby Gafur Umar dari tim kampanye pasangan Prabowo-Gibran juga menjelaskan bahwa Indonesia akan mengandalkan energi terbarukan dalam kebijakan energi Indonesia dalam satu dasawarsa mendatang. Mereka optimis bahwa biomassa akan menjadikan Indonesia sebagai raja energi hijau di dunia.
Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, namun baru 0.3% yang terealisasi. Dari total 3,686 GW potensi energi terbarukan, baru direalisasikan 0,3% atau sebesar 12,54 GW saja. Namun, dengan komitmen Prabowo-Gibran, pengembangan energi terbarukan di Indonesia akan diakselerasi.
Biomassa dinilai memiliki banyak keunggulan dibanding sumber energi kelistrikan lainnya. Selain itu, Indonesia juga bisa menjadi produsen nomor satu biodiesel dunia dengan potensi CPO yang mencapai 70 juta ton pada 2025. Hal ini juga akan membuka lapangan kerja baru dan memberikan efek ekonomis yang besar.
Indonesia diyakini akan mampu mengembangkan energi terbarukan yang berbasis ekonomi kerakyatan. Pemerintah telah menerbitkan kebijakan pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi. Dengan menjalankan kebijakan tersebut, Indonesia diyakini akan menjadi Raja Energi Hijau Dunia.
Upaya serius dan strategis akan terus dilakukan untuk meningkatkan capaian bauran energi terbarukan dengan target 23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050. This will ensure that Indonesia becomes a global leader in green energy.