Prabowo Berat Mengwujudkan Ide Swasembada Energi

by -113 Views

Jakarta – (VanusNews) Keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada energi, menurut Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) Mulyanto merupakan ide bagus namun sulit diwujudkan.

Mulyanto menilai, saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada impor BBM dan LPG untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakat.

“Dan untuk mengurangi impor melalui swasembada energi, pemerintah harus membangun infrastruktur dan teknologi produksi migas yang memadai,” kata Mulyanto kepada para wartawan, Senin (21/10/2024).

Mulyanto mengingatkan, target swasembada energi itu cukup berat khususnya terkait dengan sumber energi BBM dan gas LPG, yang faktanya sekarang ini kita masih mengimpor dan semakin lama jumlah impor BBM dan gas LPG tersebut semakin meningkat.

“Jadi jika tiba-tiba pemerintah ingin mewujudkan swasembada energi, maka banyak aspek yang perlu diperbaiki. Bukan hanya infrastruktur yang perlu disiapkan tetapi juga tata kelolanya harus dirombak total,” ujar Mulyanto.

Mulyanto menyebutkan bahwa untuk mencapai kemandirian energi, pemerintah harus memperbaiki dua sektor sekaligus.

Di sisi hilir (demand), lanjut Mulyanto, perlu diambil langkah-langkah untuk penghematan, pembatasan, dan pengawasan. Termasuk juga mengejar target bauran EBET di masyarakat.

“Terutama pengurangan permintaan migas untuk transportasi melalui penggantian mobil listrik, yang saat ini masih berjalan lambat. Jadi program kendaraan listrik ini bisa bersinergi dengan program kemandirian migas,” tutur Mulyanto.

Tentang penggunaan gas LPG, tambah Mulyanto, diperlukan langkah-langkah yang lebih masif untuk menggantikan penggunaan gas LPG dengan gas alam yang relatif melimpah.

“Penggunaan kompor gas LPG secara bertahap harus diganti dengan kompor gas alam (jargas). Dengan kata lain, program Jargas rumah tangga harus menjadi gerakan yang masif. Target 4 juta sambungan rumah tangga harus tercapai,” sambung Anggota Komisi Energi DPR RI Periode 2019-2024.

Sedangkan di sisi hulu (supply), tambah Mulyanto, peran Pertamina yang menguasai lebih dari 60% produksi minyak, harus lebih agresif dalam membuka lapangan eksplorasi baru menggunakan teknologi terkini

“Penemuan besar untuk eksplorasi dan optimalisasi eksploitasi minyak harus menjadi prioritas, selain menyelesaikan pembangunan kilang-kilang baru Pertamina. Dengan kata lain, produksi minyak Pertamina harus ditingkatkan sekaligus produksi BBM melalui kilang domestik,” tandas Mulyanto. VN-DAN