Menyambungkan Airin-Iti dalam Pilgub Banten

by -88 Views

Oleh: Jamiluddin Ritonga

Pertarungan untuk merebut calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di Banten terlihat semakin seru.

Setidaknya ada enam nama yang mencuat ke permukaan. Mereka adalah petahana Wahidin Hakim (NasDem), diikuti Airin Rachmi Diany (Golkar), Iti Octavia Jayabaya (Demokrat), Achmad Dimyati Natakusumah (PKS), Rano Karno (PDIP), dan Arief Wismansyah (Demokrat).

Dari keenam nama tersebut, ada dua sosok perempuan yang memiliki pengalaman menonjol, yaitu Airin dan Iti. Airin pernah menjabat sebagai Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) selama dua periode, sementara Iti adalah mantan Bupati Lebak yang juga menjabat dua periode.

Selama memimpin Tangsel, Airin berhasil mencapai berbagai prestasi. Ia berhasil menjadikan Tangsel sebagai kota yang layak huni.

Iti juga berhasil meraih banyak penghargaan selama kepemimpinannya di Lebak. Lebak, yang sebelumnya memiliki stigma negatif dan merupakan daerah terbelakang, berhasil diubah citranya selama beberapa tahun kepemimpinan Iti.

Kedua sosok ini juga sama-sama memiliki gelar doktor dari Unpad. Karena itu, kedua wanita ini dianggap memiliki kualifikasi yang sangat cocok untuk memimpin Banten.

Jika kedua wanita yang berprestasi ini berpasangan, maka ada peluang besar untuk merubah Provinsi Banten menjadi lebih maju, modern, dan bermartabat. Sentuhan dari kedua wanita ini diharapkan dapat membawa Banten setara dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.

Dengan keunggulan yang dimiliki kedua wanita ini, ada kemungkinan mereka akan diusung sebagai cagub atau cawagub. Tinggal pada partai politik pengusung untuk menentukan apakah Airin akan menjadi cagub dan Iti menjadi cawagub, atau sebaliknya.

Namun jika dilihat dari hasil Pemilu Legislatif 2024 di Banten, Golkar unggul daripada Demokrat. Dari sisi ini, sepertinya lebih tepat jika Airin menjadi cagub dan Iti menjadi cawagub.

Jadi, menggandeng Airin-Iti diharapkan dapat menjadi titik balik dalam sejarah Banten. Jika pasangan ini berhasil, ini akan menjadi pertama kalinya gubernur dan wakil gubernurnya adalah perempuan.

Jika mereka terpilih, hal itu bukan karena faktor dinasti politik, tetapi karena mereka adalah sosok yang unggul dan berprestasi. Kedua wanita ini layak menjadi gubernur dan wakil gubernur bukan karena hubungan keluarga mereka.

Karenanya, sudah waktunya Banten dipimpin oleh wanita-wanita unggul dan berprestasi. Kedua sosok ini diharapkan dapat mengubah Banten menjadi provinsi yang maju, modern, dan tetap memegang teguh nilai-nilai agama.

*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP 1996-1999