CBA Semprot Menkeu: Fakta Rp200 Triliun BLBI dan Manipulasi Data Bank

by -7 Views

Kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke sektor perbankan mendapat kritik tajam dari Center for Budget Analysis (CBA). Uchok Sky Khadafi, Direktur Eksekutif CBA, mengkritik langkah Purbaya karena dianggap seperti mengulang kembali kebijakan BLBI yang berpotensi merugikan keuangan negara. Uchok menilai bahwa Purbaya fokus pada aspek ekonomi namun kurang memperhatikan budaya serta karakter masyarakat Indonesia yang sedang mengalami tekanan ekonomi. Menurutnya, data perbankan yang menjadi acuan kebijakan Purbaya juga cenderung tidak akurat karena banyak diubah demi menjaga citra perusahaan.

CBA menyoroti bahwa masalah ekonomi Indonesia bukan semata-mata pada likuiditas bank, melainkan pada kurangnya proyek yang layak untuk didanai. Uchok menekankan bahwa bank memiliki dana namun tidak ada proyek yang menarik untuk dibiayai. Penurunan investasi dan kekhawatiran investor juga menjadi perhatian utama, terutama dengan adanya ketidakstabilan politik dan gangguan sosial di Indonesia.

Selain itu, potensi kredit macet yang tinggi juga dikhawatirkan jika dana sebesar Rp200 triliun yang dialirkan ke perbankan tidak diawasi dengan baik. Uchok menekankan bahwa pemahaman sosial-ekonomi di lapangan perlu menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan keuangan besar seperti ini. Kritik pedas dari CBA diharapkan dapat menjadi peringatan bahwa langkah “stimulus kilat” bisa berdampak negatif dalam jangka panjang bagi keuangan negara. Penyaluran dana sebesar itu menjadi pertanyaan apakah benar-benar akan menyelamatkan ekonomi atau justru mengulangi kesalahan masa lalu seperti BLBI. Perlu adanya keseimbangan antara optimisme dan pemahaman akan kondisi riil perekonomian masyarakat untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Source link