6 Kebiasaan Buruk Saat Berhenti yang Harus Dihindari

by -29 Views

Pengendara motor matik sering kali tergoda untuk ‘geber’ gas saat kondisi statis di tengah kemacetan. Kebiasaan ini sebenarnya memiliki risiko tinggi merusak komponen mesin dan CVT. Endro Sutarno dari SiTEPAT menjelaskan bahwa menggeber gas saat motor matik statis dapat membuat mesin bekerja tanpa beban, memicu kerusakan seperti pistons yang menghantam klep, klep yang bengkok, bahkan connecting rod yang patah. Hal ini juga berdampak pada komponen CVT seperti V-belt, roller, pulley, kampas kopling, dan rumah kopling. Misalnya, V-belt bisa cepat retak atau putus, roller dan pulley mengalami aus lebih cepat, dan kampas kopling serta rumahnya bisa habis dengan cepat.

Gejala awal dari kerusakan yang sering muncul adalah suara kasar dari dalam CVT, akselerasi yang tidak halus, getaran kuat saat berjalan, dan motor kehilangan tenaga saat digas. Untuk merawat motor matic agar tetap awet, disarankan untuk menghindari menggeber saat motor matik statis dan panaskan mesin sebelum digunakan. Hindayat juga memperingatkan agar gas dan rem tidak dioperasikan bersamaan karena hal ini dapat membuat V-belt ‘tarik-ulur’ secara berlebihan. Servis rutin dan penggantian V-belt serta roller setiap 15.000-20.000 km juga sangat penting untuk menjaga performa motor matik tetap optimal.

Menggeber motor matik bukanlah sekadar mitos, kebiasaan ini dapat membawa dampak serius seperti kerusakan mesin dan CVT. Dengan menghindari menggeber saat motor matik statis, memanaskan mesin sebelum digunakan, serta melakukan servis dan penggantian komponen sesuai anjuran, performa motor matik dapat tetap optimal dan komponennya tetap awet. Menjaga motor matik dengan baik memang penting untuk menghindari biaya perbaikan yang tidak sedikit akibat kerusakan fatal yang bisa terjadi.

Source link