Staking merupakan proses mengunci aset kripto, seperti ETH, untuk mendukung jaringan blockchain berbasis proof-of-stake (PoS). Dalam hal ini, pemilik aset mendapat imbal hasil atau bunga. Menurut Raza, imbal hasil staking ETH sebesar 4% hingga 4,5% per tahun bisa membawa India meraih USD 26 miliar jika negara tersebut memiliki ETH senilai sekitar USD 577 miliar.
Raza menyarankan pemerintah India untuk memanfaatkan cadangan emas negara yang mencapai USD 84,5 miliar. Jika diubah menjadi Ethereum dengan harga saat ini sekitar USD 3,650 per koin, India bisa mendapatkan lebih dari 23 juta ETH untuk di-staking.
Sebagian pihak, seperti Aditya Singh, meyakini bahwa hanya Bitcoin pantas menjadi cadangan strategis nasional. Namun, Raza memiliki pandangan berbeda. Dia menyoroti upaya AS dalam mendorong mekanisme staking likuid, yang telah membawa banyak perusahaan di negara tersebut meraup keuntungan besar.
Raza menekankan bahwa jika perusahaan AS bisa sukses dalam staking ETH, India tidak boleh hanya menjadi penonton. Menurutnya, India harus turut serta dalam praktik ini untuk memperoleh manfaat dan keuntungan yang serupa.





