Bitcoin kembali menunjukkan performa kuatnya dengan menembus level USD 117.000 setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Pergerakan harga yang signifikan ini didukung oleh arus dana institusional yang terus mengalir melalui produk ETF (Exchange-Traded Fund). Pada Jumat pagi, Bitcoin diperdagangkan pada level USD 117.182. Tantangan terdekat saat ini adalah mengubah level USD 117.000 menjadi support baru yang kokoh, memungkinkan Bitcoin untuk menembus level berikutnya, yaitu USD 120.000.
Vice President Indodax, Antony Kusuma, menjelaskan bahwa lonjakan harga koin kripto ini mencerminkan pergeseran kekuatan pasar yang fundamental. Investasi kripto, terutama Bitcoin, saat ini tidak hanya bergantung pada sentimen ritel, tetapi juga telah diterima sebagai instrumen keuangan utama di kerangka investasi institusi global. Meskipun sikap hati-hati dari investor ritel tampak dalam data on-chain yang menunjukkan penurunan pada New Address Momentum, Antony menekankan bahwa aksi dari institusi menjadi fondasi utama reli saat ini.
Menurut Antony, level psikologis USD 120.000 akan menjadi tonggak penting. Jika berhasil dilewati, bukan hanya kepercayaan investor yang semakin tinggi, tetapi juga potensi masuknya likuiditas baru dari institusi akan semakin besar. Hati-hati dan kewaspadaan dari investor ritel merupakan hal yang wajar mengingat volatilitas Bitcoin yang tinggi. Namun, adanya arus masuk ETF sebagai bukti nyata menunjukkan bahwa aset digital semakin diterima dalam dunia keuangan institusi.
