Isu Kritis: Demokrasi Tanpa Integritas di IIF Paramadina

by -17 Views

Konferensi The 18th International Indonesia Forum (IIF) sukses digelar pada 17–18 September 2025 di Universitas Paramadina, Jakarta. Acara pembukaan dihadiri oleh perwakilan IIF, Frank Dhont dari National Cheng Kung University, dan Dr. Sunaryo, Kepala LPPM Universitas Paramadina. Konferensi dimulai dengan Keynote Panel yang membahas tantangan dan peluang demokrasi Indonesia. Panel ini menampilkan sejumlah pakar seperti Assoc. Prof. Ahmad Khoirul Umam, Prof. Al Makin, William Tuchrello, MA, dan Prof. David Price. Diskusi dipandu oleh Prof. Rosdiana Sijabat dari Unika Atma Jaya. Selama dua hari, konferensi menghadirkan enam sesi panel paralel dengan topik yang beragam, berbagai topik dari isu Islam, demokrasi, tata kelola pemerintahan, hingga identitas budaya, migrasi, dan komunikasi politik di era digital. Peserta konferensi berasal dari berbagai negara, memperkaya perspektif lintas disiplin dan budaya.

Presentasi dari para pakar seperti Prof. Al Makin, Dian Nafiatul Awaliyah, Azzumar Adhitia Santika, Ari Santoso Widodo Poespodihardjo, dan Muhamad Iksan memperkaya diskusi konferensi. Konferensi ini tidak hanya menjadi forum presentasi akademik, tetapi juga ruang pertukaran ide yang produktif. Para peserta membagikan pengalaman mereka untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Acara ditutup dengan refleksi dari Prof. Frank Dhont dan Dr. Muhamad Iksan yang menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam memperkokoh demokrasi. Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, juga menegaskan kontribusi positif konferensi ini bagi dunia akademik dan bangsa. Keberhasilan IIF ke-18 memperkuat posisi forum ini sebagai tempat berbagi gagasan untuk tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

Source link