Dinamika sosial-politik di Indonesia memang menjadi sorotan publik, namun pasar kripto di tanah air lebih banyak terpengaruh oleh sentimen global, terutama dalam hal kondisi makroekonomi dan geopolitik. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa pada 25 Agustus 2025, volume transaksi kripto di Indonesia mencapai sekitar USD 108,6 juta sebelum mengalami pelemahan menjadi sebesar USD 107.500 (sekitar Rp 1,76 miliar dengan kurs Rp16.443), serta terjadinya penurunan arus dana ke ETF Bitcoin akibat aksi jual dari pihak institusional.
Industri kripto sendiri merupakan pasar global, sehingga gejolak yang terjadi dalam makroekonomi, kebijakan bank sentral, dan konflik geopolitik memiliki dampak yang lebih dominan jika dibandingkan dengan isu-isu dalam negeri. Meskipun faktor-faktor domestik dapat memengaruhi psikologi investor ritel, namun arah pasar kripto secara keseluruhan tetap terkait erat dengan dinamika lintas negara.
Meskipun dinamika dalam negeri tetap menjadi fokus bagi pelaku industri kripto di Indonesia, namun hingga saat ini pasar kripto masih berjalan secara normal, dengan pertumbuhan jumlah investor dan volume transaksi yang terus meningkat. Meskipun demikian, tentu perubahan-perubahan di dalam negeri tetap menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi pelaku pasar kripto di Indonesia.