Harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi pekan lalu, menutup bulan dengan performa negatif dan menimbulkan antisipasi terhadap data makroekonomi yang dapat mempengaruhi keputusan the Federal Reserve (the Fed) tentang pemangkasan suku bunga. Pada Senin pagi, 1 September 2025, harga Bitcoin menguat 0,60% dalam 24 jam terakhir, meskipun mengalami penurunan sebesar 1,57% selama seminggu terakhir. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di level USD 109.655 atau sekitar Rp 1,80 miliar. Bulan Agustus berakhir dengan Bitcoin mengalami penurunan 6,47% dan saat ini diperdagangkan seharga USD 107.500 atau sekitar Rp 1,76 miliar berdasarkan data CoinGecko. Faktor-faktor kunci yang menjadi sorotan termasuk klaim pengangguran, produktivitas AS, dan laporan ketenagakerjaan pada bulan Agustus, seperti yang dilaporkan oleh Yahoo Finance pada Senin. The Federal Reserve (the Fed) dihadapkan pada data yang saling bertentangan, dengan inflasi yang meningkat dan pasar tenaga kerja yang melemah, sehingga menimbulkan ketidakpastian. “The Fed sedang berjalan di atas tali,” ujar Pendiri Ivory Hill Wealth Advisory, Kurt S. Altrichter.
Bitcoin Menguat Bersama Pasar Saham di Awal September
