Pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dan jajaran pengurus DPP Golkar dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi politik dan menegaskan arah dukungan partai. Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai pertemuan tersebut memiliki pesan politik yang kuat. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memastikan kesepahaman dengan Prabowo dalam memperkuat koalisi jangka panjang dan memperkuat komitmen Golkar terhadap visi Asta Cita pemerintahan. Bahlil ingin menunjukkan bahwa Golkar adalah mitra utama Prabowo dan tidak akan berpaling ke kubu lain. Langkah ini juga bertujuan untuk menghapus keraguan baik dari publik maupun dalam koalisi mengenai loyalitas Bahlil, yang sebelumnya terikat dekat dengan Presiden Jokowi.
Selain itu, manuver politik Bahlil juga disebut-sebut sebagai upaya untuk meredam wacana pergantian ketua umum, yang mencuat dengan nama-nama seperti Tutut Soeharto atau Agus Gumiwang Kartasasmita. Melalui pertemuan ini, Bahlil ingin memastikan kursinya di Golkar tetap aman dan membuktikan kepada Prabowo bahwa ia dapat diandalkan untuk menjaga soliditas koalisi hingga tahun 2029. Di dalam pertemuan tersebut, Bahlil ditemani oleh sejumlah pengurus partai yang lain dan secara tegas menyatakan dukungan penuh Golkar terhadap agenda pemerintahan Prabowo. Mereka berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan program Presiden yang tertuang dalam Asta Cita.