Mantan tahanan politik era Presiden Joko Widodo, Dr. Yulian Paonganan atau Ongen, mengungkapkan bahwa gelar “aktivis” seharusnya bukan sesuatu yang diproklamasikan sendiri. Menurutnya, hanya sejarahlah yang dapat menentukan siapa yang sebenarnya layak disebut sebagai aktivis.
Ongen menegaskan bahwa menyebut diri sebagai aktivis sebenarnya merupakan beban. Aktivis sejati tidak akan merasa perlu untuk mengumumkan identitasnya. Sejarah lah yang akan membuktikan dan mencatat siapa yang layak mendapat gelar tersebut. Pernyataan Ongen ini terasa relevan di tengah maraknya klaim sepihak dari berbagai pihak yang mengakui diri mereka sebagai aktivis, baik untuk kepentingan politik praktis maupun pencitraan.
Baginya, aktivisme bukan sekadar sebuah label, melainkan hasil dari perjuangan yang panjang, keberanian dalam menghadapi risiko, dan konsistensi dalam membela kepentingan rakyat. Ongen menyoroti pentingnya peran aktivis dalam sejarah bangsa, yang selalu muncul di saat-saat penting. Dia mencatat peran aktivis dalam berbagai peristiwa penting dari masa lalu hingga saat ini, mencerminkan keberanian mereka dalam berbagai demonstrasi untuk menegakkan keadilan sosial.
Ongen sendiri telah merasakan konsekuensi berat sebagai seorang mantan tahanan politik. Dia harus menghadapi hukuman penjara akibat sikap kritisnya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Baginya, aktivisme tidak pernah datang tanpa pengorbanan. Kebebasan, rasa aman, bahkan masa depan seringkali menjadi taruhannya.
Dia juga menyoroti fenomena “aktivis instan” yang hanya bergantung pada popularitas politik atau media sosial untuk mendapatkan label aktivis. Ongen menunjukkan kasus mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer atau Noel, yang mengklaim dirinya sebagai bagian dari aktivis reformasi 1998 namun terjerat dalam dugaan korupsi. Bagi Ongen, hal ini menunjukkan bahwa klaim sebagai aktivis tidak selalu mencerminkan integritas. Akhirnya, publik dan sejarahlah yang akan menentukan, bukan klaim pribadi seseorang.
Sebaliknya, Ongen menyebutkan figur-figur seperti Soe Hok Gie, yang tanpa perlu mengumumkan diri, tetap dikenang sebagai simbol keberanian mahasiswa melawan ketidakadilan. Bagi Ongen, aktivis sejati tidak perlu terus-menerus mengklaim identitasnya. Langkah, sikap, dan konsistensi mereka akan selalu abadi dalam catatan sejarah bangsa.
Jejak Perjuangan Aktivis: Bukan Hanya Label Politik
