Yayasan Paseban Satukan Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat Lokal

by -44 Views

Ruang pertemuan di lantai 2 Blok 4 Gedung Manggala Wanabakti tampak ramai oleh komunitas pecinta lingkungan. Yayasan Paseban menandai perjalanan setahun dengan momen penting: peluncuran kantor baru sekaligus refleksi perjalanan mereka dalam konservasi alam.

Sejumlah pejabat pemerintah, seperti Andi Saiful Haq selaku Staf Khusus Menteri Kehutanan serta Kepala BP2SDM Indra Exploitasia, hadir sebagai bentuk apresiasi atas upaya yayasan. Kehadiran tokoh-tokoh ini menegaskan kolaborasi antara pemerintah dan NGO dalam menguatkan agenda konservasi di Indonesia.

Andy Utama, sebagai pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Paseban, menyampaikan sejumlah hasil nyata yang telah dicapai selama satu tahun. Dengan semangat, Andy menjelaskan bahwa bersama ranger dan staf, mereka berhasil menanam 17.000 pohon lokal, lebih dari sekadar mengejar target, tapi membangun ekosistem baru di tanah Jawa Barat.

Kreativitas menjadi ciri khas pendekatan Yayasan Paseban. Dalam setiap aktivitas penghijauan, implementasi teknologi tidak ditinggalkan. Setiap pohon dicatat dan dipetakan secara digital—bahkan terhubung ke Google Earth—sehingga upaya pemantauan dan pelestarian berlangsung efektif dan berkelanjutan. Andy menekankan, bahwa penanaman pohon bukan sekadar rutinitas fisik, tapi penuh ketulusan dan kepedulian, yang membedakan kerja yayasan dengan program konservasi konvensional.

Tidak hanya pohon, upaya pelestarian juga menyentuh keanekaragaman fauna. Yayasan Paseban menjalankan program penangkaran burung secara non-komersial, khususnya spesies asli dan endemik Jawa Barat. Burung-burung yang berhasil dikembangbiakkan kemudian akan dilepaskan ke alam liar untuk memperkaya ekosistem Megamendung. Legalitas kegiatan ini diperkuat lewat SK dari Balai Besar KSDA Jawa Barat, menegaskan komitmen pada profesionalitas dan regulasi.

Dukungan dari pemerintah tercermin dalam pidato Andi Saiful Haq. Ia menantang seluruh peserta untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi ancaman kerusakan lingkungan. Mengutip Pramoedya Ananta Toer, ia mengingatkan bahwa kerusakan akibat ulah manusia selalu bisa diperbaiki oleh manusia sendiri.

Bapak Wiratno, mantan Dirjen KSDAE, menambahkan relevansi capaian yayasan. Posisi Megamendung sangat strategis di wilayah penyangga Cagar Biosfer Cibodas, yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi. Capaian 17.000 pohon yang tersebar di area 276 hektar bersama Perum Perhutani, membuktikan bahwa kolaborasi dan manajemen yang terarah bisa memberi dampak ekologis signifikan untuk masa depan.

Tidak hanya sekadar angka pencapaian, perayaan ulang tahun ini menyoroti kuatnya tekad, inovasi, serta kecintaan mendalam terhadap alam sebagai fondasi utama keberhasilan gerakan konservasi.

Sumber: Surga Konservasi Di Megamendung: Hutan Dan Burung Endemik Terjaga
Sumber: Megamendung Jadi Surga Konservasi: Pohon Dan Burung Endemik Dirawat Dengan Hati