MBG and Kopdes Merah Putih: Key to Ending Poverty

by -26 Views

Presiden Prabowo Subianto memiliki program-program andalannya—Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes)—yang disamakan dengan “jalur cepat” untuk mempercepat upaya penghapusan kemiskinan. Program-program ini memiliki potensi untuk menciptakan peluang kerja masif sambil memperkuat kemandirian ekonomi.

Menurut Kepala Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko, Presiden ingin memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi, bukan sekadar mengurangi kemiskinan. Budiman menggunakan analogi sepak bola untuk menjelaskan pendekatan pemerintah: masyarakat miskin adalah pemain, dan Presiden ingin mereka memiliki keahlian, kecerdasan, gizi yang baik, dan akses ekonomi yang luas. Peran pemerintah adalah memastikan bola bergerak lancar dari pertahanan ke serangan hingga mencapai “tujuan” penghapusan kemiskinan.

Sekolah Rakyat yang berbasis asrama bertujuan untuk memutus siklus kemiskinan, sementara MBG dan Kopdes Merah Putih memberikan manfaat ekonomi bagi seluruh komunitas. Dapur MBG dan outlet ritel Kopdes diharapkan menciptakan jutaan lapangan kerja, dengan sektor hulu—seperti petani, UMKM, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)—juga mengalami peningkatan permintaan.

Wakil Kepala BP Taskin Nanik S. Deyang menambahkan bahwa program-program ini memberikan harapan yang nyata bagi rumah tangga miskin untuk mencapai kemandirian. Sekolah asrama secara sengaja mengeluarkan anak-anak dari lingkungan yang membatasi aspirasi, sementara operasi berskala besar MBG menghasilkan “efek nilai” bagi produsen lokal.

Dia mengutip contoh pabrik tahu dan tempe kecil: “Sebelum memasok dapur MBG, mereka mungkin hanya mempekerjakan satu pekerja. Sekarang, mereka bisa mempekerjakan lima atau enam. Hal yang sama berlaku untuk pedagang sayur atau unggas.”

Nanik menyoroti peran Kopdes Merah Putih dalam menghilangkan perantara mahal dari rantai pasokan. Dengan Kopdes, harga tabung LPG 3 kilogram dapat sesuai dengan tarif yang ditetapkan pemerintah, dan petani dapat mengakses pupuk dengan harga yang lebih rendah—tanpa melalui lapisan agen, depot, dan koperasi.

“Kopdes juga membantu orang mengakses kredit yang terjangkau, membebaskan mereka dari pemberi pinjaman harian yang merugikan. Koperasi memberikan modal dengan syarat yang lebih ringan daripada bank,” ujarnya.

Source link