Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya Indonesia untuk mempertahankan pertahanan yang kuat di tengah situasi global yang semakin tidak pasti. Dalam pidatonya di Upacara Pemeriksaan Pasukan Operasional dan Penghormatan Militer di Lapangan Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, pada hari Minggu (10/8), Prabowo mendorong para prajurit muda untuk tidak pernah melupakan sejarah bangsa. Dia mengingatkan masa lalu Indonesia di bawah pemerintahan kolonial, di mana rakyatnya diperbudak dan diperlakukan lebih buruk dari hewan.
Prabowo memperingatkan bahwa tantangan global saat ini semakin kompleks dan tidak terduga, dengan adanya kekuatan eksternal yang mencoba mengganggu kemajuan Indonesia. Dia menekankan perlunya memperkuat pertahanan nasional untuk melindungi wilayah, kedaulatan, dan sumber daya negara. Prabowo juga melukiskan dunia saat ini sebagai penuh ketidakpastian, menunjukkan adanya perang yang terus berlangsung di berbagai belahan dunia.
Indonesia tidak akan berpihak pada blok geopolitik manapun, namun sikap ini menuntut pertahanan yang tangguh. Prabowo juga melaksanakan pengukuhan berbagai unit baru TNI serta memberikan penghargaan dan pangkat kehormatan kepada sejumlah individu yang berdedikasi dan berintegritas. Perlu ditekankan bahwa Indonesia harus memiliki pertahanan yang sangat kuat. Pada kesempatan ini, Prabowo juga memberikan pangkat Jenderal Bintang Empat Kehormatan, menginstalasi Jenderal Tandyo Budi Revita sebagai Wakil Panglima TNI, dan memberikan berbagai penghargaan kehormatan kepada para penerima yang berprestasi. Upacara ini juga menandai inaugurasi beberapa unit TNI baru, termasuk enam Komando Daerah Militer, empat belas Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam Grup Komando Pasukan Khusus, dua puluh Brigade Pengembangan Wilayah, satu Brigade Infanteri Laut, satu Resimen Korps Pasgat, seratus Batalyon Pengembangan Wilayah, lima Batalyon Infanteri Laut, dan lima Batalyon Pasukan Penyerbuan Cepat.
Pemeriksaan pasukan melibatkan 27.384 personel, didukung oleh 152 kendaraan taktis dengan 388 awak, serta 124 aset pertahanan yang terdiri dari 34 dari Angkatan Darat, 24 dari Angkatan Laut, dan 66 dari Angkatan Udara. Keseluruhannya, Prabowo menekankan bahwa kekuatan bersenjata yang kuat adalah kunci untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan bangsa Indonesia di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.