18,000 Cadres Prepared for Free Nutritious Meal Distribution: Deputy Minister

by -21 Views

Sebanyak 18.000 Konselor Kesejahteraan Keluarga (PKB) dan Petugas Lapangan Kesejahteraan Keluarga (PLKB) siap menjadi ujung tombak program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak balita – khususnya mereka yang berusia di bawah dua tahun. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Kemendukbangga) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dalam forum diskusi “Double Check” yang diselenggarakan oleh Kantor Komunikasi Presiden (KPC) bekerja sama dengan Gempita, di Jakarta, pada Jumat (9 Agustus). Diskusi dengan tema “Peran Pembangunan Keluarga dalam Menyambut Indonesia Emas 2045” juga menampilkan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan, serta Staf Ahli Senior KPC Chacha Anisa. Menurut Isyana, pemerintah telah mengambil banyak langkah konkret untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045, salah satunya adalah program MBG. “MBG tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak prasekolah. Kelompok-kelompok ini tidak dicakup oleh Kementerian Pendidikan Dinas Menengah dan Atas,” jelas Isyana. Di sinilah Kemendukbangga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Sementara program berada di bawah BGN, Kemendukbangga menyediakan kader terlatihnya untuk melaksanakannya di lapangan. Selain kader PKB dan PLKB, Kemendukbangga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang terdiri dari petugas kesehatan (seperti bidan atau perawat), kader Gerakan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan relawan keluarga berencana. Tim-tim ini beranggotakan sekitar 600.000 anggota di seluruh negeri. “Mereka adalah petugas lapangan yang mendistribusikan MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, terutama mereka yang berusia di bawah dua tahun,” ungkap Isyana. Ia menekankan pentingnya nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak kecil. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana yang tercantum dalam tujuan Asta Cita keempat pemerintah, harus dimulai dari unit terkecil – keluarga – dan sesegera mungkin, catatnya. “Kebiasaan dibangun dalam keluarga, meski setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda,” tambahnya. Isyana juga menekankan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode krusial untuk mencegah stunting – dan periode ini dimulai bukan saat lahir, tetapi selama kehamilan.

Source link