Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar sedang menjadi sorotan karena dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi dominasi Presiden Joko Widodo di dalam partai tersebut. Menurut pengamat politik Citra Institute, Efriza, kepemimpinan saat ini di Golkar lahir dalam situasi yang tidak biasa. Bahlil Lahadalia terpilih sebagai Ketua Umum Golkar karena dukungan dari Jokowi. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pergantian kepemimpinan melalui Munaslub dapat menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan pada figur yang terlalu terkait dengan Jokowi.
Efriza menegaskan bahwa apabila Golkar tetap dipimpin oleh tokoh yang lebih loyal kepada Jokowi daripada kepada Presiden Prabowo Subianto, hal tersebut dapat menjadi hambatan dalam konsolidasi kekuasaan pemerintahan saat ini. Golkar sebagai salah satu pilar koalisi besar perlu dipimpin oleh tokoh yang solid dalam mendukung Prabowo untuk menghindari gangguan dalam konsolidasi pemerintahan baru.
Dinamika politik saat ini membuat Golkar sulit dalam memainkan peran ganda: mempertahankan hubungan dengan mantan rezim Jokowi namun juga terlibat dalam koalisi pemerintahan yang baru. Prabowo diyakini ingin merombak loyalitas politik, termasuk terhadap ketua umum partai yang dianggap kurang solid dalam mendukungnya. Dengan demikian, Munaslub Partai Golkar dapat dianggap sebagai langkah awal untuk menata ulang loyalitas politik dan memperkuat posisi partai dalam koalisi pemerintahan.
