Bolivia Dan El Salvador Bersatu Untuk Adopsi Kripto

by -22 Views

Volume perdagangan kripto di Bolivia telah meningkat pesat sejak diberlakukannya larangan tersebut. Data resmi menunjukkan bahwa nilai transaksi kripto mencapai USD 294 juta atau setara dengan Rp 4,85 triliun pada pertengahan tahun 2025, meningkat dari hanya USD 46,8 juta atau sekitar Rp 772,58 miliar setelah larangan tersebut diberlakukan. Kondisi ekonomi yang sulit selama beberapa tahun terakhir telah mendorong masyarakat Bolivia untuk mencari alternatif. Cadangan devisa negara tersebut mengalami penurunan hingga 98% dalam dekade terakhir, dari USD 12,7 miliar atau setara dengan Rp 209,65 triliun pada tahun 2014 menjadi hanya USD 165 juta atau sekitar Rp 2,72 triliun pada April 2025. Walaupun mata uang nasional Bolivia, boliviano, masih tetap digunakan, namun daya belinya semakin tergerus. Bitcoin diperdagangkan dengan diskon yang signifikan di pasar gelap, sehingga banyak warga mencari stabilitas dengan memilih untuk bertransaksi menggunakan dolar AS atau mata uang kripto seperti USDT. Di berbagai sektor usaha, mulai dari restoran hingga salon kecantikan, telah mulai menerima pembayaran menggunakan Bitcoin dan USDT. Bahkan, beberapa pusat kota melaporkan adanya penawaran harga produk dan jasa yang disebutkan langsung dalam stablecoin.

Source link