Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, baru-baru ini membagikan cerita menarik seputar keterlibatannya dalam proses kelolosan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai peserta Pemilu 2024. Dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Mahfud membeberkan bahwa ia turun langsung membantu PSI setelah Sekjen partai tersebut, Raja Juli Antoni, mengeluhkan situasi PSI yang gagal memenuhi syarat verifikasi oleh KPU. Menurut Raja Juli, kondisi PSI mirip dengan Partai Gelora yang tetap diloloskan oleh KPU meskipun mengalami kesulitan. Setelah berdiskusi dan menganalisis bersama Raja Juli, Mahfud menduga bahwa PSI ditolak karena dianggap mengancam perolehan suara partai lain.
Untungnya, Mahfud secara tak terduga bertemu dengan Ketua KPU, Hasyim Asy’ari, dalam sebuah penerbangan. Dalam pertemuan tersebut, Mahfud menyampaikan kejanggalan yang dirasakannya dan Hasyim berjanji untuk menanganinya. Tak lama setelah itu, PSI akhirnya dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu. Mahfud menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan bukan sebagai pejabat negara, melainkan untuk memastikan agar tahapan pemilu berjalan secara jujur dan adil. Ia juga mengakui kedekatannya dengan PSI sejak awal berdirinya partai tersebut dan memberikan dukungan moral serta menyertai dalam proses seleksi calon kader.
Mahfud mengungkapkan harapannya bahwa PSI bisa menjadi “virus kebaikan” dalam dunia politik yang sudah tercemar korupsi. Pernyataan ini muncul seiring dengan terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI. Mahfud meyakini bahwa dalam sistem demokrasi, setiap warga negara memiliki hak untuk terlibat dalam kegiatan politik, termasuk memimpin partai. Maka dari itu, tindakan yang diambil oleh Mahfud dalam membantu kelolosan PSI bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memastikan bahwa proses politik berjalan sesuai dengan prinsip kejujuran dan keadilan.