Peristiwa kehadiran Presiden Joko Widodo dalam acara temu kangen alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980 mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menilai acara tersebut hanya merupakan sandiwara untuk mengaburkan persoalan serius terkait keabsahan ijazah presiden. Menurutnya, momen reuni yang digelar pada Sabtu, 26 Juli, terkesan dibuat-buat dan seperti drama panggung belaka.
Muslim menegaskan bahwa masyarakat tidak memerlukan testimonial dari sekelompok orang yang menghadiri acara reuni tersebut, tetapi lebih membutuhkan klarifikasi dan bukti yang konkret berupa ijazah asli Jokowi. Ia juga menyoroti bahwa pertemuan reuni tersebut justru meningkatkan keraguan di kalangan publik dan tidak bisa meredakan kekhawatiran hanya dengan kehadiran sebagian kecil alumni.
Pertemuan reuni tersebut malah memicu semakin besar skeptisisme di tengah masyarakat. Alih-alih membuktikan kebenaran dengan dokumen asli, acara tersebut cenderung berkutat pada pertemuan kenangan semata. Dan dugaan dari Muslim yang menyatakan bahwa ini bisa jadi ekspresi frustasi Jokowi karena tidak bisa membuktikan keabsahan ijazahnya di ruang publik. Semua ini menunjukkan bahwa isu polemik terkait ijazah Jokowi masih terus menjadi sorotan dan memunculkan pertanyaan terkait kejelasan status diploma presiden di mata publik.