Sedekah Alam: Menerapkan Prinsip Menjaga Bumi

by -28 Views

Pada tanggal 27 Juli 2025, Ketua Rembuk Pemuda Sulawesi Tengah (Sulteng), Fathur Razaq, mengarahkan kegiatan penanaman 70.000 pohon mangrove di sepanjang pesisir Teluk Palu. Dalam rangka merayakan Hari Mangrove Internasional, aksi ini melibatkan banyak relawan dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, dan komunitas lingkungan.

Penanaman dilakukan dari Layana hingga Citraland dengan tujuan memulihkan ekosistem pesisir dan sebagai upaya nyata generasi muda dalam menjawab tantangan krisis iklim. Menurut Fathur, penanaman mangrove ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga sebagai ungkapan syukur dan sedekah kepada alam untuk menjaga bumi yang merupakan bagian dari ibadah.

Fathur juga menyoroti kurangnya kontribusi dari sektor industri dalam rehabilitasi lingkungan. Ia menekankan perlunya regulasi agar setiap perusahaan, terutama tambang dan industri besar, ikut serta dalam penanaman pohon secara berkala. Tidak hanya tentang lingkungan, Fathur juga bercita-cita menjadikan pesisir Palu sebagai destinasi pariwisata global yang dapat memberikan dampak positif bagi pelestarian alam dan perekonomian masyarakat setempat.

Selain itu, aksi penanaman ini juga ditandai dengan penandatanganan MoU antara Rembuk Pemuda dan komunitas Mangrovers sebagai langkah kerjasama jangka panjang dalam melestarikan alam. Ini merupakan langkah positif pasca-tsunami 2019 yang mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena dampak ekologis dan ekonomis dari mangrove yang dapat meredam gelombang dan menjadi sumber pangan baru.

Dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Sulteng dan komunitas pelajar dari berbagai sekolah dan kampus turut memperkuat gerakan ini menuju pesisir Palu yang hijau, kuat, dan lestari. Penanaman pohon mangrove Layana hingga Citraland diharapkan menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar dan berkelanjutan dalam menjaga lingkungan dan bumi.

Source link