Dalam sebuah dialog dengan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gubernur Lemhannas RI, TB Ace Hasan Syadzily, menegaskan komitmen Indonesia untuk tetap memegang teguh prinsip politik luar negeri bebas aktif di tengah ketegangan geopolitik dunia. Ace menekankan bahwa Indonesia akan terus berperan sebagai penengah yang menjunjung tinggi perdamaian internasional, tanpa memihak pada kekuatan besar manapun. Menurutnya, prinsip ini merupakan warisan dari semangat konstitusi Indonesia, UUD 1945, dan merupakan tanggung jawab moral untuk menjaga perdamaian dunia.
Ace juga mencatat bahwa keikutsertaan Indonesia dalam aliansi ekonomi BRICS adalah upaya untuk menyeimbangkan dominasi kekuatan global saat ini. Menurutnya, ini tidak hanya merupakan simbol politik luar negeri, tetapi juga strategis untuk mencegah ketergantungan pada satu kutub kekuatan. Selain itu, Ace menegaskan bahwa Indonesia tetap konsisten dalam mendukung Palestina dan memperjuangkan kemerdekaan serta keadilan internasional, meskipun sikap tersebut tidak selalu menguntungkan secara diplomatik.
Dalam menjelaskan hubungan antarnegara, Ace memberikan contoh konflik Iran-Israel dan mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa setiap negara memandang isu global berdasarkan kepentingan nasionalnya masing-masing. Ia juga menyinggung keragaman sikap dalam organisasi regional seperti ASEAN terhadap konflik Laut Cina Selatan, menyoroti kompleksitas hubungan antarnegara yang tidak dapat disederhanakan.
Ace menutup dialog dengan pesan kepada mahasiswa untuk bersikap objektif, kritis, dan memahami kompleksitas politik global. Menurutnya, calon pemimpin masa depan harus mampu membaca dinamika internasional dengan perspektif strategis dan berdasarkan kepentingan nasional, bukan hanya emosional. Dengan demikian, Indonesia tetap akan menjaga netralitas dan aktif dalam politik luar negeri, sesuai dengan prinsip yang telah dipegang selama ini.