Pada hari Senin, 23 Juni 2025, Pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf memberikan pandangan mengenai opsi yang mungkin dilakukan oleh Iran setelah serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap pusat nuklirnya pada Sabtu, 21 Juni 2025. Menurut Faisal, Iran saat ini telah merespons serangan tersebut dengan menggempur wilayah Israel dalam waktu empat jam setelah serangan terjadi. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan peluru kendali paling mematikan Iran, yang dikenal sebagai Khorramshahr-4 atau Khaibar Shekan.
Dampak serangan ini sangat signifikan, dimana kedua kota utama Israel, Tel Aviv dan Haifa, mengalami kerusakan parah. Selain itu, target rudal Iran juga melibatkan pusat pengembangan senjata biologis dan kimia Israel. Serangan ini dianggap sebagai respons keras dari Iran terhadap tuduhan pengembangan senjata nuklir yang selama ini diarahkan padanya.
Selain melanjutkan serangan ke Israel, Iran memiliki tiga opsi lain yang bisa dilakukan sebagai respons terhadap serangan AS. Opsi-opsi tersebut meliputi penutupan Selat Hormuz, serangan terhadap pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah, dan keluar dari NPT (perjanjian non-proliferasi nuklir). Setiap opsi memiliki konsekuensi yang berdampak pada stabilitas regional dan pasokan minyak dunia.
Faisal juga menyoroti potensi revolusi di beberapa negara Arab Teluk yang bergantung pada dukungan militer dari Amerika Serikat jika Iran memutuskan untuk menyerang pangkalan militer AS di negara-negara tersebut. Perlu diwaspadai juga kemungkinan Iran keluar dari NPT, yang akan membuka peluang bagi negara tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir, yang menjadi ancaman bagi Israel. Seluruh opsi yang dipertimbangkan oleh Iran memiliki dampak yang penting dalam dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah.
