Potensi jangka panjang Solana (SOL) menurut kepala aset digital Standard Chartered, Geoffrey Kendrick, tetap kuat meskipun rintangan jangka pendek. Standard Chartered memproyeksikan bahwa harga Solana akan meningkat dari USD 175 (Rp2,8 juta) saat ini menjadi USD 275 (Rp4,4 juta) menjelang akhir tahun 2025. Mereka juga memperkirakan bahwa harga Solana bisa mencapai USD 500 (Rp8,1 juta) pada tahun 2029.
Meskipun demikian, Solana diprediksi akan tertinggal dibandingkan dengan Ethereum selama dua hingga tiga tahun ke depan akibat eksposur yang besar terhadap perdagangan memecoin yang dianggap tidak berkelanjutan. Kendrick menyebutkan bahwa Solana diperdagangkan dengan ‘murah’ berdasarkan metrik kapitalisasi pasar terhadap PDB Standard Chartered, akibat perlambatan pertumbuhan yang dipicu oleh memecoin.
Kendrick juga menyoroti bahwa biaya rendah Solana dan throughput tinggi mendukung perdagangan, namun adopsi di seluruh jaringan keuangan, aplikasi sosial, dan DePIN kemungkinan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk matang. Seiring dengan keunggulan Ethereum, rasio ETH-SOL diperkirakan dapat meningkat hingga 17 pada tahun 2027.
Selain itu, Kendrick juga mencatat proyeksi optimis untuk harga Bitcoin mencapai USD 200.000 pada tahun 2025 dan pasar stablecoin mencapai USD 2 triliun. Saat ini, berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga SOL mengalami penurunan sebesar 2,43% dalam sehari dan 8,06% dalam sepekan, dengan harga saat ini berada di sekitar Rp 2.726.742,68 per koin. Sedangkan Bitcoin mengalami penurunan sebesar 1,52% dalam 24 jam dan 5,46% dalam sepekan, dengan harga saat ini sekitar Rp 1.727.205.122,19.
Catatan penting, keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Sebaiknya melakukan pembelajaran dan analisis sebelum melakukan transaksi jual beli kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul akibat keputusan investasi.
Sumber: Liputan6.com
