Korban Ledakan Amunisi Garut: Upah Duka Rp150 Ribu

by -59 Views

Insiden ledakan pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat telah menimbulkan kontroversi. Keluarga korban membantah pernyataan TNI yang menyebut adanya korban sipil yang tidak layak pakai karena hendak memulung besi bekas. Menurut Agus Setiawan, kakak kandung salah satu korban Rustiawan, para korban bekerja di lokasi peledakan dan diberi upah sebesar Rp150 ribu per hari oleh TNI untuk membuka peluru dan selongsong amunisi yang hendak dimusnahkan.

Agus menegaskan bahwa para korban bukanlah pemulung besi amunisi untuk dijual. Mereka hanya bekerja di lokasi dalam proses pemusnahan amunisi tersebut. Dia juga membantah isu bahwa para korban sengaja memulung besi amunisi. Momen viral seorang pemotor mendekat ke lokasi ledakan juga dijelaskan oleh Agus bahwa hal itu terjadi sebelum insiden meledaknya detonator yang menimbulkan korban jiwa. Para pemotor hanya hendak mencari besi dan sisa-sisa amunisi yang terbakar.

Terkait kehadiran warga sipil di area pemusnahan amunisi, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menyatakan bahwa itu merupakan kebiasaan karena warga sering mendekat untuk mengumpulkan sisa-sisa serpihan logam yang memiliki nilai jual. Namun, bagaimana bisa warga sipil mendekat ke lokasi pemusnahan masih menjadi investigasi yang tengah dilakukan oleh pihak berwenang. Bukti dan informasi yang selengkapnya dapat diakses di sumber link.

Source link