Tragedi Ledakan Amunisi Garut: Saran Ahli Pertahanan

by -39 Views

Pada Selasa, 13 Mei 2025, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyatakan niatnya untuk menyelidiki penyebab keberadaan warga sipil di lokasi peledakan amunisi afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Insiden tragis ini terjadi pada hari Senin, 12 Mei 2025, pagi, dan menewaskan total 13 orang, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Wahyu menyatakan bahwa investigasi masih dalam proses, dan meminta waktu untuk dapat memberikan informasi lebih rinci mengenai keberadaan warga sipil saat proses pemusnahan amunisi berlangsung.

Menurut informasi yang beredar, warga setempat sering mendatangi lokasi pemusnahan amunisi di Garut untuk mencari serpihan logam dari hasil peledakan. Aktivitas ini dianggap menguntungkan karena serpihan logam tersebut bisa dijual kembali. Sejumlah warga juga mengakui bahwa ada yang berburu serpihan amunisi setelah peledakan. Alasannya, tanah masih panas setelah ledakan dan perlu didinginkan terlebih dahulu sebelum aman untuk diambil. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, ahli Pertahanan Alman Helvas Ali menyarankan agar pemerintah Indonesia memiliki lokasi dan fasilitas khusus untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Tragedi ledakan amunisi di Garut terjadi saat pemusnahan amunisi afkir di lokasi Gudang Pusat Munisi 3, Pusat Peralatan Teknik Angkatan Darat. Proses pemusnahan sudah melalui tahap pemeriksaan terhadap personel dan lokasi sebelumnya, namun ledakan tak terduga terjadi di lubang tambahan yang disiapkan untuk menghancurkan detonator. Ledakan tersebut mengakibatkan kematian 13 orang di tempat. TNI AD sedang melakukan penyelidikan menyeluruh terkait keberadaan warga sipil di lokasi yang seharusnya steril tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana warga bisa masuk ke area tersebut yang seharusnya dijaga ketat. Akses tanpa izin ke lokasi pemusnahan amunisi oleh warga setempat menjadi fokus investigasi TNI AD.

Source link