Pembinaan Karakter Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi

by -62 Views

Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan pendampingan dan pembinaan akademik serta karakter kepada mahasiswi berinisial SSS, yang merupakan tersangka pembuat meme wajah Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo. Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Nurlaela Arief, menyatakan komitmen ITB dalam mendidik, mendampingi, dan membina mahasiswi ini agar dapat bertumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, menghormati adab dan etika dalam menyampaikan pendapat, dan bersikap dengan nilai-nilai kebangsaan yang kuat. ITB juga mendorong seluruh civitas akademika untuk menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi bersama terkait dengan kebebasan berekspresi yang harus diiringi dengan tanggung jawab, pemahaman hukum, dan penghormatan terhadap hak serta martabat orang lain.

Seperti yang diutarakan oleh Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu, bahwa Bareskrim Polri telah memberikan penangguhan penahanan untuk mahasiswi ITB bernama SSS yang diduga membuat foto meme yang berkontroversial tersebut. Penangguhan penahanan ini dilakukan atas sejumlah pertimbangan, termasuk permohonan dari tersangka melalui penasehat hukumnya dan keluarganya. SSS telah meminta maaf kepada Presiden Prabowo dan Jokowi serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Melalui kuasa hukumnya, SSS juga mengucapkan terima kasih kepada Prabowo, Jokowi, dan Kapolri atas pemahaman dan respons yang diberikan terkait penangguhan penahanan yang dilakukan. Diharapkan adanya pembinaan serta pendekatan yang bijaksana terhadap SSS untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswi tersebut untuk melanjutkan perkuliahan dengan baik.

Semua proses pembinaan dan pendampingan ini merupakan bagian dari upaya edukatif ITB untuk memperkuat literasi digital, literasi hukum, dan etika berkomunikasi di berbagai media. Diharapkan, dengan melibatkan diskusi terbuka, kuliah umum, dan program pembinaan yang berkualitas, mahasiswa ITB dapat lebih memahami konsep kebebasan berekspresi yang konstruktif dalam era digital. Adanya penghormatan terhadap semua pihak yang terlibat serta kesempatan bagi mahasiswa untuk memperbaiki kesalahannya merupakan langkah positif dalam menangani peristiwa yang kontroversial ini.

Source link