Menjadi pecinta alam atau petualang seolah-olah menjadi satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Namun, jika dilihat dari etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keduanya sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Pecinta alam adalah orang yang sangat suka dengan alam, sedangkan petualang adalah orang yang suka mencari pengalaman sulit dan berbahaya. Meskipun keduanya beraktivitas di alam, mereka memiliki arah dan tujuan yang berbeda. Pencinta alam lebih terfokus pada gerakan environmentalism-nya, sedangkan petualang lebih cenderung pada aktivitas-aktivitas adventure seperti pendakian gunung atau pemanjatan tebing.
Seorang petualang sejati memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang besar. Mereka siap bertaruh dengan segala hal yang mereka miliki, termasuk nyawa, demi menjelajahi alam yang belum mereka ketahui. Pionir di antara kaumnya, petualang hidupnya dinamis, optimis, dan penuh semangat. Mereka berpetualang untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu yang besar itu, bukan untuk popularitas. Berkat keberanian dan semangatnya, petualang dikenal dan dikenang sebagai penemu hal-hal baru dalam setiap penjelajahannya.
Lebih baik menjadi pendaki gunung, pecinta alam, atau petualang? Pertanyaan ini lebih baik dijawab dengan melihat tujuan yang ingin dicapai. Keberanian dan semangat tanpa tujuan yang baik dan bermanfaat hanya akan menjadikan seseorang dipandang buruk. Seperti Aep Saefullah, seorang pencinta alam dan petualang yang telah mendaki berbagai gunung di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Meskipun keinginannya untuk mendaki Gunung Rinjani di Lombok belum terwujud karena kondisi alam yang tidak bersahabat, ia tetap bersyukur atas ciptaan Tuhan.
Keindahan alam mengajarkan kedua sisi ini, baik kepada pecinta alam maupun petualang. Melihat ciptaan Tuhan di alam membuat hati mereka penuh dengan pujian kepada Sang Pencipta. Semoga di tahun 2022, Aep memiliki kesempatan untuk mendaki Gunung Rinjani di Lombok, gunung favorit bagi pendaki Indonesia dengan keindahan pemandangan yang memukau.
