Selasa, 15 Oktober 2024 – 09:44 WIB
Klaten, VIVA – Hujan deras disertai angin kencang menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin sore (14/10/2024). Akibatnya, banyak pepohonan tumbang dan atap rumah warga terbang akibat tiupan angin kencang.
Dilansir tim tvOnenews.com, di Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom, terdapat pohon besar yang ambruk dan menutup akses jalan utama Karanganom menuju Ceper. Beberapa atap rumah dan warung angkringan juga rusak akibat angin.
Ira Savira, seorang pedagang warung angkringan di Desa Blanceran, menceritakan saat kejadian ia berada di dalam warung bersama beberapa pembeli. Hujan tiba-tiba datang disertai angin kencang yang langsung memporak-porandakan seluruh warung.
“Saat itu mendung gelap, angin kencang mulai berputar. Saya dan pembeli langsung panik, atap semua lepas,” ungkap Ira.
Akibat kencangnya angin, atap warung beterbangan sejauh 10 meter hingga masuk ke lokasi pemakaman. Beruntung, mereka dapat menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
“Atap beterbangan hingga masuk ke kuburan. Saya lari ke belakang karena takut,” tambahnya sambil menahan tangis.
Di lokasi lain, atap rumah warga juga hilang terbawa angin, mengakibatkan barang-barang di dalam rumah basah terkena hujan.
Khatijah, warga Desa Troso, menceritakan, “Saya lihat angin muter-muter dan segera membawa anak-anak masuk. Atap terbang semua, kami panik.”
Untuk sementara, Khatijah dan keluarganya berencana mengungsi ke rumah tetangga atau saudara hingga atap rumahnya diperbaiki.
Data dari BPBD Kabupaten Klaten mencatat empat kecamatan yang terdampak: Karanganom, Trucuk, Ceper, dan Ngawen. Sebanyak 12 desa mengalami kerusakan, termasuk atap rumah yang melorot dan pohon tumbang.
“Data sementara menunjukkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Kami masih melakukan pendataan dan penanganan di wilayah terdampak,” kata Anjung Dorojati, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten.
Pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di musim pancaroba dengan memangkas pohon besar yang berpotensi tumbang. (Indratno Eprilianto/Klaten)
Halaman Selanjutnya
Di lokasi lain, atap rumah warga juga hilang terbawa angin, mengakibatkan barang-barang di dalam rumah basah terkena hujan.